Sunday, October 01, 2006

Battle Royale

Ceritanya karena situasi lingkungan yang makin rusak, para petinggi menerapkan BR Act (Battle Royale). Setiap tahun satu kelas dipilih untuk mengikuti Battle Royale. Yang harus dilakukan adalah : saling membunuh sehingga hanya satu orang yang tersisa.

Tahun ini kelas B (tingkat 9, setara 3 SMP) menjadi peserta acara ini. Anak2 kelas B yang menyangka akan ikut wisata ternyata diculik dan dibawa ke pulau terpencil oleh guru mereka sendiri. Mereka disuruh untuk saling membunuh di pulau terpencil itu. Masing-masing diberi senjata yang berbeda-beda dan berpencar ke beberapa lokasi, dan di lehernya dipasang detonator. Dalam 3 hari, harus ditentukan pemenangnya, jika tidak maka semuanya akan mati.



Dalam kenyataannya, memang ada anak2 yang memiliki bakat membunuh dan ingin melampiaskannya sejak dulu. Karena itulah situasi menjadi sangat berbahaya bagi "anak baik-baik", apalagi dari pihak panitia menyusupkan 2 orang berbahaya ke dalam kelas mereka.

Adapun untuk bertahan hidup, berbagai macam cara dilakukan anak2. Ada yang sendiri dan ada yang bersama-sama. Ada yang mencoba menghack sistem BR, ada yang bersembunyi, tapi yang lebih gawat adalah ada pihak2 yang menjadi pemburu, dengan membunuh setiap anak yang dilihat (salah satu murid yang disusupkan ). Pada akhirnya dengan berbagai cara, setiap anak terbunuh dengan cara yang berbeda-beda.

Akhir cerita ini adalah : ada 2 orang yang selamat, tapi karena menyalahi aturan, mereka dinyatakan buronan karena membunuh guru panitia BR itu.

Battle Royale 2 : Requiem



Lanjutan dari BR. Nanahara Shuya, salah satu survivor dari BR, mendirikan kelompok anti BR dan melakukan tindakan terorisme untuk menghancurkan BR Act. Dilakukanlah revisi terhadap BR menjadi BR II. Kali ini, satu kelas yang terpilih diharuskan untuk berperang melawan kelompok Wild Seven, teroris yang dipimpin Nanahara. Mereka dilengkapi senjata untuk bertempur. Tapi yang terjadi kemudian adalah anak2 tersebut berbalik mendukung Nanahara dan ikut berperang melawan BR. BR pun tidak tinggal diam dan mengirim pasukan yang sesungguhnya untuk menggempur markas Nanahara.

No comments: